Mengenangmu: Kepulangan Seorang Pahlawan
Kutemukan laman berandaku dipenuhi wajahmu dengan macam bentuk kata-kata dan ucapan selamat kembali keharibaan-Nya. Kepulanganmu adalah sebuah bukti, bahwa tak ada yang abadi di dunia ini; baik yang benar jalannya maupun yang baik perilakunya; yang bijak dalam hidupnya maupun yang penuh serapah pilihannya. Semoga dengan kepergianmu, kami bisa belajar untuk mengenangmu, segala hal yang kau tinggalkan.
Mengenangmu B.J. Habibie
“Jadilah anak muda yang produktif, sehingga menjadi pribadi yang profesional dengan tidak melupakan dua hal, yaitu iman dan takwa” – Bacharuddin Jusuf Habibie
Aku tak cukup banyak mengenal karyamu dan tak cukup fasih melafalkan kisahmu. Namun aku cukup mampu dalam urusan mengingatmu sebagai seseorang yang tangguh dan penuh mimpi-mimpi haru. Kau mengajarkan banyak hal tentang sebuah perasaan dan tentang bagaimana berjuang meski kadang tersungkur kau terima tanpa belas kasihan. Namun aku cukup yakin hal itu tak pernah membuatmu bimbang apalagi harus bersumpah serapah pada kehidupan. Bagimu, hidup selalu bermakna “memberi dan menjalankan” meski kadang rajam menusuk perlahan, ke dasar jiwa dan merongrong perlahan keceriaan.
Jauh sebelum kepulanganmu tiba, kau telah banyak memberi dan menyelamatkan. Cintamu yang subur seperti hidup Ibu Pertiwi akan selalu dikenang; tak terlupakan dan tak tergantikan. Selamat jalan saya ucapkan. Semoga Tuhan memberikan tempat paling nyaman dan aman untukmu kembali mengulang, kisah-kisah di masa lampau yang mungkin bisa kau ceritakan kepada mereka yang tinggal di sana. Menemanimu merapalkan doa untuk kebaikan orang-orang yang kau tinggalkan.
Selamat jalan Eyang Habibie, tenanglah di sana. Semoga Tuhan membelaimu penuh sayang. Tak perlu kau pusingkan perihal buruk dan baiknya negeri ini. Istirahatkanlah segala resah yang berkecamuk dan biarkan penerusmu melanjutkan perjuangan yang kau mulai. Untuk urusan yang belum sempat kau tuntaskan, semoga Tuhan menjadikan ia cita-cita yang mampu diwariskan.
Bentang Bumi, Indonsiaku Berduka
Ada yang sedang berdukaTanah airku yang penuh lara dan dukamenangis sejadi-jadi ketika satu diantarayang mencintainya berpulang, abadi kepada-Nya.
Jauh sebelum tumbuh bungawanginya harum tanah pertiwi di pundak sang saka.Hidupnya yang berjalan mengikuti poros bumi, berkata:Kehidupan laksana bejana kosong yang harus kau isidengan cinta dan kasih sayang. Perihal siapayang membenci dan menyimpan iri padamu, biarkan sajakarena hidup bukan memikirkan merekamelainkan mengingat iman dan takwa.
Cucuku … Hidup kadang suka membuat kita melarattapi kalau boleh memberikan sebuah saran dan pengertian“Buanglah jauh-jauh sifatmu yang memikirkan banyak haldengan sudut pandang setan-setan, bukankah dalam dirimuselalu ada Tuhan. Menenangkan ego dan perasaanyang kadang berkecamuk tak karuan?”
Di kehidupan selanjutnya yang mempertemukan kita, ceritakanlah padakusebuah kisah tentang negeri seberangyang pernah kutinggali namun tak menetap di hati.Aku ingin mendengar sebuah kabar baikcita-citaku yang tertinggal selesaidan urusan pertiwi yang menangis diselingkuhimungkin bisa kau carikan sebuah alasan“Kadang hidup tak lebih jahanamdaripada manusia itu sendiri. Namun lepasdari itu semua, kembali ingatkan akubahwa ada cintaku yang bersemayam dalam,penuh kepercayaan pada negeri merah putih tersayang”.
Semoga selalu damai untuk semua yang tinggalDi sini aku seringkali berdongeng dengan bidadarikutentang sebuah masa kecil dan taman bermainanak-anak dan cucuku.: Bentang bumi, Indonesiaku
Terima kasih untuk segala pengabdian untuk negerimu dan kami anak cucumu. Semoga kau terus hidup dalam kandung badan dan miliaran ingatan. Sekali lagi selamat jalan, semoga kau tenang. Memeluk damai dan kebahagiaan, di sisi Tuhan Maha Penyayang.
Yogyakarta, 11 September 2019
Tulisan ini dibuat untuk mengenangmu, Eyang Bachruddin Jusuf Habibie; seluruh karya dan perjuangan Presiden ke-3 Republik Indonesia. Semoga tulisan ini bisa sampai pada generasi negeri ini, cucu-cucumu. Mengenangmu dalam keabadian dan hidup penuh kedamaian, di sisi Tuhan.
Catatan: Gambar dalam foto ini diambil dari akun Penerbit Indie Book Corner dan Toko Budi.
Leave a Comment