Pakaian Adat Madura


Pakaian Adat Madura
Pakaian adat madura
Pakaian Adat Madura

Pulau Madura sebagai sebuah wilayah yang masuk ke dalam provinsi Jawa Timur memiliki pakaian khas yang berbeda dengan wilayah Jawa Timur lainnya. Hal ini dikarenakan letak Madura yang terpisah pulau dengan pulau Jawa. Pulau Madura terletak di sebelah Timur Laut Jawa Timur. Dengan luas lahan yang lebih kecil dari pulau Bali yaitu sekitar 5 ribuan kilometer persegi, pulau Madura di huni oleh sekitar 4 juta jiwa. Mayoritas penduduk Madura beragama Islam.

Untuk mencapai pulau Madura ada beberapa akses masuk yang bisa digunakan. Akses laut bisa ditempuh dari Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya menuju Pelabuhan Kamal di Bangkalan. Selain itu di Madura juga tersedia Bandar Udara Trunojoyo di Sumenep. Akses utama dan favorit menuju pulau Madura adalah melalui jalur darat yaitu melintasi Jembatan Nasional Suramadu.

Jembatan Suramadu merupakan salah satu prasarana transportasi yang juga berfungsi sebagai tempat wisata. Hal ini dikarenakan pada saat awal diresmikan jembatan ini merupakan satu-satunya jembatan antar pulau di Indonesia yang boleh dilalui sepeda motor. Untuk mencapai jembatan Suramadu hanya dibutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit dari pusat kota Surabaya.

Baju Adat Madura
Pesa'an adalah baju adat khas dari Madura, provinsi Jawa Timur.Baju Pesa'an menjadi salah satu simbol utama yang menjadi wakil budaya baju adat Jawa Timur di Nusantara. Baju Pesa'an ini bisa digunakan pada acara-acara penting masyarakat Madura seperti acara upacara pernikahan ataupun acara penting lainnya. Namun, di masa lalu orang-orang Madura juga bisa menggunakan pakaian Pesa'an ini sebagai busana sehari-hari. Walaupun sering digunakan oleh penjual sate, pakaian ini mempunyai makna tersendiri. Pakaian adat Madura ini terdiri atas busana wanita dan pria. Bagi para pria terdiri atas celana longgar dan kaos bergaris merah putih yang cukup sederhana. Sedangkan untuk para wanita menggunakan kebaday dengan warna cerah yang mencolok sebagai pasangan dari busana pria.Penggunaan warna yang cerah dan terang yang kuat pada pakaian adat ini mencerminkan karakter masyarakat Madura dikenal akan keberaniannya, sikap tegas, tidak kenal ragu, serta bersikap terbuka dalam menyampaikan isi pikirannya kepada orang lain.

Baju Pesa'an ini cukup dikenal di seluruh penjuru Indonesia. Hal ini dikarenakan pakaian Pesa'an ini cukup mencolok dalam hal ciri khas yang dimiliki sehingga membuatnya mudah dibedakan dengan baju adat daerah lain. Baju Pesa'an sebenarnya merupakan baju keseharian yang biasa dikenakan hanya oleh orang-orang Madura dan sebagian pesisir utara Jawa Timur. Namun seringkali karena keunikan dan ciri khas yang dimilikinya, baju inilah yang justru menjadi ikon utama yang mewakili Timur di kancah Nasional.

Pakaian Pesa'an untuk bangsawan Madura biasanya memiliki beberapa tambahan. Jas tutup polos dan kain panjang biasanya ditambahkan pada penggunaan pakaian adat ini untuk pria. Hal ini ditambahi pula dengan tutup kepala yang sering disebut dengan odheng yang merupakan perlambang dari derajat kebangsawanan seseorang.

Ada sumber yang menyebutkan bahwa baju Pesa'an merupakan nama yang digunakan untuk baju atasan dari pakaian adat ini. Sedangkan pasangan dari baju ini adalah bawahan yang disebut dengan celana gomboran.

Secara umum baju pesaan dikenali sebagai baju hitam yang berukuran serba longgar. Pakaian ini dilengkapi dengan kaos yang berwarna belang merah putih ataupun merah hitam. Biasanya baju ini dipakai dengan celana gombrang yang disebut dengan gomboran. Celana ini merupakan celana kain hitam yang memiliki panjang tanggung antara lutut dan mata kaki. Namun sering juga berukuran panjang hingga mata kaki. Biasanya pakaian ini dilengkapi dengan penutup kepala sederhana yang dibuat dari bahan kain yang disebut dengan odheng, sarung kotak-kotak dan sabuk katemang, tropa atau alas kaki, serta senjata tradisional Madura yang berupa celurit.

 Ciri-Ciri Pakaian
Pakaian adat Pesa'an memiliki ciri khas yang bisa dikenali bahkan cukup dikenal di seluruh penjuru Indonesia.
Baju atasan pria dari pakaian adat Madura ini merupakan polos berwarna hitam. Ukuran dari baju atasan ini serba longgar dan tidak pas di badan.

Pakaian adat Pesa'an memiliki ciri celana yang berbentuk gombrang; celana ini berbentuk seperti halnya kebanyakan celana biasa namun dibedakan dengan tidak adanya kolor di bagian pinggang. Ukuran pinggang dan pipa celananya lebar. Jika dilihat maka celana ini menyerupai sarung yang dibentangkan. Di bagian pinggang dilengkapi sabuk atau ikat pinggang. Sabuk ini disebut dengan sabuk katemang yang disebut dengan bahan kulit sapi. Ada dua jenis sabuk katemang yaitu sabuk katemang Raja dan sabuk katemang kalep. Ciri khas dari sabuk ini adalah bermotif polos, berwarna gelap seperti coklat atau hitam. Bentuk dari sabuk ini cukup lebar dan dilengkapi dengan kantung yang digunakan untuk menyimpan uangUntuk bagian sarungnya, digunakan bahan sarung Samarinda. Sarung ini menggunakan bahan sutra. Sarung ini memiliki motif kotak-kotak yang berukuran besar. Warna yang digunakan cukup mencolok dengan menggunakan benang emas. Di bagian sarung pelekatnya menggunakan bahan kain katun. Adapun warna dasarnya adalah putih dengan menggunakan motif kotak-kotak yang berwarna biru atau hijau.

Untuk pakaian wanita dari baju adat Pesa'an ini menggunakan jenis pakaian kebaya dan jarik atau samping. Hal ini menunjukkan kesederhanaan yang sama halnya dengan ditunjukkan dengan desain dan motif yang cukup sederhana. Pakaian wanita pasangan untuk pakaian adat ini menggunakan atasan kebaya tanpa kutu baru dan kebaya rancongan. Pada penggunaannya kebaya ini digunakan bersamaan dalaman berupa BH yang berwarna kontras. Warna yang sering digunakan hijau, merah atau biru yang ukurannya ketat pas badan. Kebaya ini menggunakan bahan kebaya yang menerawang dan tembus pandang. Padu padan penggunaan BH yang berwarna kontras berusaha menonjolkan kemolekan wanita Madura.

Kebaya yang digunakan sebagai atasan dari pakaian adat ini biasanya dipadukan dengan sarung batik dengan motif tertentu. Adapun motif sarung yang bisa digunakan ada berbagai macam, di antaranya adalah motif Tabiruan, Storjan, atau Lasem. Penggunaan kebaya dan sarung pada pakaian adat ini biasanya dipadukan dengan stagen Jawa (odhet). Ukuran dari stagen ini sekitar 1,5 meter dan 15 centimeter diikatkan melingkar di perut. Dalam mengenakan pakaian adat Madura ini, para wanita umumnya juga akan menggunakan berbagai macam jenis pernik aksesoris sebagai pelengkap riasan kecantikan. Aksesoris yang digunakan ada banyak mulai dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Adapun aksesori yang digunakan adalah cucuk sisir dan cucuk dinar.

Aksesoris ini berupa hiasan rambut yang terbuat dari logam emas yang bentuknya seperti busur berupa rantaian untaian kepingan uang. Aksesoris yang lain adalah leng oleng. Aksesoris ini adalah tutup kepala yang terbuat dari kain tebal. Anteng atau shentar penthol adalah giwang emas yang dikenakan pada telinga. Kalung brondong adalah kalung emas dengan rentangan berbentuk biji jagung yang dilengkapi dengan liontin bermotif uang logam atau bunga matahari. Gelang dan cincin emas bermotif keratan tebu (tebu saeres). Penggel adalah hiasan pergelangan kaki yang terbuat dari emas atau perak. Selop tutup sebagai alas kaki.

Aksesoris Tambahan
Seperti halnya pakaian adat di Indonesia, pakaian adat Jawa Timur ini memiliki beberapa aksesoris pelengkap. Baju Pesa’an biasanya dikenakan bersamaan dengan beberapa aksesoris. Aksesoris yang digunakan di antaranya rasughan totop (jas tutup  berwarna polos), samper kembeng (kain panjang), jam saku, sap-osap (sapu tangan), stagen, jepit kain, sabuk katemang, perhiasan selo’ (seser), cincin geleng akar (gelang dari akar bahar), arloji rantai, dan sebum thongket atau tongkat.

Di bagian kepala, biasanya warga Madura mengenakan penutup kepala yang disebut dengan odheng. Odheng ini memiliki beberapa ukuran dan memiliki motif. Berdasarkan bentuknya odheng dibedakan menjadi 2 jenis. Ada odheng peredhan (besar) dan odheng tongkosan (kecil). Selain itu, odheng ini juga dibedakan lagi menjadi jenis lain yaitu berdasarkan motifnya, yaitu odheng motif modang, garik atau jingga, dul-cendul, storjan, bere` songay atau toh biru.

Penutup kepala yang pertama ini disebut dengan odheng santapan. Aksesoris ini berbentuk ikat kepala yang berbahan kain batik. Corak motif dari odheng santapan ini biasa disebut dengan motif Telaga Biru atau Storjoan Lidah Api atau Bunga.Adapun bentuk dari odheng santapan adalah segitiga yang berwarna merah soga. Ukuran dari odheng ini bisa disesuikan dengan kepala pemakainya karena nantinya akan diikat di kepala pemakainya.

Aksesori kepala yang lain adalah odheng tapoghan merupakan ikat kepala khas yang berbahan kain batik biasa. Aksesoris ini menggunakan motif bunga atau lidah api. Biasanya penutup kepala ini menggunakan warna merah soga. Ukurannya pun bisa disesuaikan dengan lingkar kepala si pemakai. Aksesoris ini juga berbentuk segitiga, tetapi yang membedakannya adalah bagian atas kepalanya tidak tertutup.

Aksesoris lain yang biasa digunakan sebagai pelengkap pada pakaian adat ini adalah alas kaki. Alas kaki atau disebut juga dengan nama terompah berbentuk terbuka pada bagian ujung depan dan di bagian belakang terdapat tali sebagai penjepit pada kaki. Sedangkan kegunaan dari alat penjepit ini ialah mengikat ibu jari dan jari yang lainnya. Bahan dari aksesoris alas kaki ini terbuat dari kulit sapi.

Aksesoris lain yang menjadi pelengkap dari pakaian adat Pesa'an ini adalah celurit atau sabit. Senjata ini digunakan sebagai senjata kelas menengah dan dibuat dari bahan besi baja yang motif polos. Warna besi baja dan ukuran beratnya rata-rata sekitar 450 gram berbentuk seperti celurit Madura pada umumnya. Senjata lain yang digunakan adalah piol. Senjata ini adalah gobang kecil yang dibuat dari bahan besi baja bermotif polos.dan. Piol dibuat dengan ukuran pas dengan badan pemakainya. Sedangkan bentuknya dari piol ini berbentuk seperti pisau dapur pada umumnya. Ada juga senjata lain yang disebut dengan gobang. Gobang ini terbuat dari bahan besi baja yang bersesuaian dengan warna besi aslinya. Jika dibandingkan dengan piol senjata ini berukuran lebih besar yang berbentuk seperti pisau dapur.

Seperti halnya dengan gobang yang berbentuk dengan sesuai warna besi aslinya, ada juga senjata yang disebut dengan belati cap garpu. Senjata ini memiliki panjang sekitar 40 centimeter berbentuk seperti pisau dapur yang berujung runcing. Ada juga senjata lain yang menjadi aksesoris pelengkap pada pakaian adat Pesa'an yaitu takabuan. Takabuan adalah senjata yang terbuat dari bahan besi tempaan yang memiliki kualitas tinggi. Bahan ini berasal dari besi bekas keris sehingga mempunyai pamor tinggi. Senjata ini bermotif polos dan berwarna besi aslinya. Paruh Takabuan pada bagian lengkung perut bentuknya melengkung layaknya bulan sabit. Tetapi pada bagian tengah agak lebar dengan tebal di punggungnya. Paruh atau mata pisaunya lebar kemudian mengecil ke arah ujungnya. Jadi ujungnya sangat lancip. Biasanya takabuan ini tidak ada sarungnya kecuali takaburan yang berukuran kecil. Pada bagian paruhnya ditutupi sarung yang dibuat dari bahan kulit atau rotan. Kedua senjata lainnya adalah lancor ayam dan calo montor.

Lancor ayam ini dikenal juga dengan nama Bulu Ayam atau Kembang Toro/Kembang Turi. Senjata ini dibuat dari loyang biasa hasil tempaan pandai besi. Dan gagangnya dibuat dari kayu sawo dengan motif polos. Untuk warnanya yaitu pada bagian paruhnya berwarna besi dan gagangnya ber­warna coklat. Sedangkan bentuk lancor ayam ini adalah melengkung layaknya ekor ayam jago dengan bagian paruhnya yang sempit makin ke ujung makin runcing. Ga­gangnya berbentuk bulat panjang mirip bentuk takabuan dan biasanya diberi paksei tembus agar makin kuat. Tetapi ada juga yang memakai paksei yang bukan besi baja polos. Adapun senjata calo montor ialah senjata kelas berat dan dibuat dari bahan besi bekas keris yang ditempa dan diberi warangan atau racun. Bentuknya mempunyai gagang kayu yang panjang. Calo montor ini berwarna hitam atau warna besi dengan motif polos.[10]


Selanjutnya adalah pakaian adat wanita pasangan Pesa'an. Dalam mengenakan pakaian adat Madura ini, para wanita umumnya juga akan menggunakan berbagai macam jenis pernik aksesoris sebagai pelengkap riasan kecantikan. Aksesoris yang digunakan ada banyak mulai dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Beberapa aksesoris yang digunakan di antaranya:

  • Cucuk sisir dan cucuk dinar
  • Leng oleng
  • Anteng atau shentar penthol
  • Kalung brondong
  • Gelang dan cincin emas bermotif keratan tebu (tebu saeres)
  • Penggel
  • Selop tutup


Adapun aksesori yang digunakan adalah cucuk sisir dan cucuk dinar. Aksesoris ini berupa hiasan rambut yang terbuat dari logam emas yang bentuknya seperti busur berupa rantaian untaian kepingan uang. Cucuk sisir dan cucuk dinar di cucukan ke dalam gelungan rambut yang dibuat bulat penuh. Aksesoris yang lain adalah leng oleng. Aksesoris ini adalah tutup kepala yang terbuat dari kain tebal. Anteng atau shentar penthol adalah giwang emas yang dikenakan pada telinga. Kalung brondong adalah kalung emas dengan rentangan berbentuk biji jagung yang dilengkapi dengan liontin bermotif uang logam atau bunga matahari. Gelang dan cincin emas bermotif keratan tebu (tebu saeres). Penggel adalah hiasan pergelangan kaki yang terbuat dari emas atau perak. Selop tutup sebagai alas kaki.

Makna Filosofi
Walaupun sama-sama berada di pulau Jawa, Jawa Timur memiliki nilai khas pada baju adat yang dimilikinya. Hal ini dikarenakan pakaian adat Jawa Timur mencerminkan karakter warga Jawa Timur yang dikenal pemberani. Orang Madura juga mempunyai semangat juang yang tinggi dalam menghadapi segala hal. Adapun ketegasan yang dimiliki oleh rakyat Jawa Timur tercermin dalam motif dan corak yang ada pada pakaian adat Pesa'an ini. Namun demikian, pakaian ini juga menunjukkan kesederhanaan, rendah hati, dan ketinggian budi dalam menjunjung etika yang dimiliki oleh warga Jawa Timur.

Secara umum baju pesaan dikenali sebagai baju hitam yang berukuran serba longgar. Pakaian ini dilengkapi dengan kaos yang berwarna belang merah putih ataupun merah hitam. Biasanya baju ini dipakai dengan celana gombrang yang disebut dengan gomboran. Celana ini merupakan celana kain hitam yang memiliki panjang tanggung antara lutut dan mata kaki. Namun sering juga berukuran panjang hingga mata kaki. Biasanya pakaian ini dilengkapi dengan penutup kepala sederhana yang dibuat dari bahan kain yang disebut dengan odheng, sarung kotak-kotak dan sabuk katemang, tropa atau alas kaki, serta senjata tradisional Madura yang berupa celurit.

Filosofi lain yaitu pakaian adat Madura ini yang berukuran longgar. Ukuran longgar dari pakaian adat Madura ini merupakan perwujudan dari warga Madura yang sangat menghargai kebebasan. Kaos berwarna belang yang merupakan dalaman dari baju luaran Pesa'an ini menggambarkan mental pejuang, tegas, dan pemberani yang dimiliki masyarakat Madura. Penggunaan odheng sebagai ikat kepala yang digunakan bersamaan dengan pakaian adat ini juga mengandung nilai-nilai filosofis. Hal ini ditunjukkan dengan bentuk tegak kelopak odheng yang digunakan yang menunjukkan tinggi derajat kebangsawanan dari sang pemakai. Namun ada yang membedakan dari odheng yang digunakan untuk orang tua dan orang muda. Odheng yang digunakan untuk orang tua ujungnya dipilin, sedangkan untuk anak muda yang menggunakan ikat kepala ini ujungnya dibiarkan tetap terbuka (terbeber).

Berdasarkan bentuknya odheng dibedakan menjadi 2 jenis. Ada odheng peredhan (besar) dan odheng tongkosan (kecil). Pada odheng peredhan ujung simpul di bagian belakang berbentuk pelintiran tegak lurus ke atas. Hal ini untuk melambangkan huruf alif yang merupakan perlambang dari huruf pertama dalam aksara Hijaiyah (Arab). Pada odheng tongkosan, simpul di bagian belakang dibentuk seperti huruf lam alif. Kedua bentuk simpul odheng ini menunjukkan pengakuan atas keesaan Allah. Hal ini menunjukkan dan mengingatkan bahwa masyarakat suku Madura merupakan masyarakat penganut Islam yang taat.

Selain itu, makna filosofis juga banyak ditemui pada pakaian adat wanita pasangan pakaian adat ini. Pada pakaian wanita padu padan penggunaan BH yang berwarna kontras berusaha menonjolkan kemolekan wanita Madura. Dari penggunaan kebaya ini memiliki nilai filosofis bahwa wanita Madura memang sangat menghargai kecantikan dan keindahan bentuk tubuh para wanita Madura. Sejak remaja, gadis-gadis Madura akan mulai diberi jamu-jamu khusus yang menunjang kecantikan dan kemolekannya, lengkap dengan berbagai pantangan makanan yang anjuran-anjuran lain seperti penggunaan penggel untuk membentuk tubuh yang padat dan indah. Sehingga dengan penggunaan pakaian ini ada banyak nilai-nilai luhur yang dijunjung. Sehingga banyak wanita Madura yang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan dan keindahan tubuh mereka sendiri.

Sejarah
Di masa lalu baju bagian atas yang digunakan pada pakaian adat Pesa'an ini menggunakan bahan kain Cina. Pada perkembangannya pakaian ini menggunakan bahan lasteng tiu atau tetoron. Baju khas Pesa'an ini memiliki ciri khas berwarna hitam pada bagian celananya dan ukurannya serba longgar. Ukuran kakinya dibuat lebar dan panjangnya disesuaikan hingga ukuran mata kaki penggunanya. Satu hal yang unik dari pakaian tradisional Pesa'an ini adalah kaosnya yang bermotif garis dengan warna merah hitam atau merah putih. Sebenarnya gaya kaos ini terinspirasi dari pakaian pelaut Eropa. Namun jika ditelisik lebih jauh sebenarnya ada Pesa’an yang berwarna putih. Namun biasanya Pesa’an yang berwarna putih ini adalah yang biasa digunakan oleh guru agama atau molang. Tapi yang lebih menjadi ciri khas adalah Pesa’an warna hitam. Sedangkan celananya disebut gomboran.
 Baju ini sebenarnya merupakan baju sederhana yang digunakan sehari-hari oleh orang-orang suku Madura di masa silam. Baju ini biasanya digunakan untuk berbagai kegiatan mulai dari berladang, bertani, melaut, ataupun untuk kegiatan yang lebih resmi seperti halnya upacara adat dan keagamaan. Tidak ada batasan usia, jenis kelamin, ataupun status sosial bagi para penggunanya.

Madura memiliki sejarah yang panjang sebagai sebuah wilayah. Tercatat keraton pertama berdiri pada tahun 1269 dengan Arya Wiraraja sebagai Adipati pertama di Madura. Pulau Madura pada mulanya bersatu dengan pulau Jawa hal ini tercatat dalam kitab Nagarakertagama. Hal ini menunjukkan bahwa Madura dan pulau Jawa termasuk dalam komunitas budaya yang sama.
Orang Madura terkenal sebagai penduduk yang blak-blakan. Mereka terkenal dengan cara bicaranya yang apa adanya, tegas dan berani. Mereka tanpa segan mengutarakan ketidaksukaan mereka pada suatu hal kepada orang yang bersangkutan. Berbagai macam sejarah kebudayaan itulah yang menjadi salah satu asal usul pakaian adat Madura. Secara garis besar akan dijelaskan mengenai pakaian adat Madura seperti dibawah ini :
Pakaian Adat Madura Laki-laki




Baju adat Madura laki-laki sering kali kita lihat di pakai oleh tukang sate. Kaos belang warna merah-putih atau merah-hitam dilengkapi dengan baju dan celana hitam longgar. Pakaian ini biasanya digunakan sebagai pakaian sehari-hari laki-laki Madura. Pakaian ini disebut sebagai baju Pesa’an. Baju Pesa’an ini juga dilengkapi dengan penutup kepala berbahan dasar kain yang disebut dengan Odheng serta sabuk Katemang dan sarung kotak-kotak.
Pakaian adat ini memiliki arti filosofis, baju longgar berwarna hitam menandakan bahwa masyarakat Madura menghargai sebuah kebebasan. Kaos berwarna belang menandakan masyarakat Madura yang pemberani, tegas dan memiliki mental pejuang. Sedangkan Odheng menunjukan tingkat kebangsawanan seseorang. Semakin tegak kelopak Odheng semakin tinggi derajat kebangsawanannya.
Odheng memiliki beberapa ukuran dan motif. Jika dilihat berdasarkan bentuknya Odheng dibagi menjadi Odheng Peredhan dan Odheng Tongkosan. Jika dilihat berdasarkan motifnya Odheng dibagi menjadi motif toh biru, dul-cendul, modang, strojan dan garik. Selain ukuran dan motifnya, ikatan Odheng juga memiliki arti filisofis.
Jika pada Odheng Peredhan, ujung simpul bagian atas di plintir ke atas membentuk huruf Alif dalam bahasa Arab. Sedangkan pada Odhen Tongkosan ujung simpul bagian atas dibentuk huruf Alif Lam sebagai penanda keesaan Tuhan. Hal ini menunjukkan ketaatan masyarakat Madura sebagai pemeluk agama Islam. Baju Pesa’an ini memiliki aksesoris yang beragam tergantung dari tingkat kebangsawanan. Semakin tinggi tingkat kebangsawanan maka semakin banyak
aksesoris yang ia kenakan.
Pakaian Adat Madura Wanita



Sama halnya dengan baju adat Madura laki-laki, pakaian adat Madura wanita juga terkesan sederhana dalam motif dan desain. Baju adat Madura wanita biasa disebut kebaya Rancongan dan baju Aghungan. Kebaya khas Madura biasanya menggunakan warna hijau, biru ataupun merah yang pas bentuk tubuh. Hal ini menandakan bahwa wanita-wanita Madura sangat menghargai keindahan bentuk tubuh dan kecantikan. Sejak remaja gadis Madura sudah diberikan jamu-jamuan yang dapat menunjang kecantikan dan keindahan bentuk tubuh mereka.
Padanan kebaya yang berwarna kontras itu berupa sarung batik bermotif lasem, storjan ataupun tabiruan. Tak lupa wanita Madura juga menggunakan stagen ( Odhet ) yang diikatkan di perut. Selain itu wanita Madura juga senang menggunakan aksesoris, aksesoris yang dipakai diantaranya yaitu hiasan rambut yang terbuat dari emas biasanya di sebut cucuk sisir dan cucuk dinar. Penutup kepala yang terbuat dari kain ( Leng Oleng ) juga biasa dipakai oleh wanita Madura. Kalung emas yang berbentuk rentengan biji jagung atau yang biasa disebut kalung brondong. Shelter penthol yaitu giwang emas yang dipakai di kuping.
Tak lupa gelang dan cincin emas melingkar cantik di tangan dan kaki mereka. Dengan semua aksesoris tersebut membuat para wanita terlihat lebih cantik saat mengenakan pakaian adat Madura. Untuk anak-anak , baju adat Madura anak perempuan juga serupa dengan pakaian dewasa hanya saja ukurannya yang lebih kecil termasuk mengenai berbagai macam akasesoris.
Pakaian Adat Madura Modern



Baju adat Madura modern banyak dipakai saat festival ataupun acara pesta lainnya. Baju adat Madura terkenal dengan corak dan warnanya yang sangat kontras. Ditambah lagi pernak-pernik aksesoris terbuat dari emas yang dipakai dari rambut hingga kaki oleh para wanita Madura. Sehingga wanita Madura lebih mudah dikenali karena kecantikannya serta aksesoris yang menempel pada tubuh mereka.
Pakaian adat Madura kaum adam juga dilengkapi berbagai aksesori. Aksesoris pakaian adat laki-laki tidak berbahan dasar emas. Hal ini dikarenakan di dalam ajaran agama Islam yang mereka anut melarang laki-laki menggunakan emas baik sebagai perhiasan ataupun hal lainnya.
Saat ini penggunaan baju Pesa’an tidak terbatas pada acara-acara tertentu saja. Namun pemakaian baju Pesa’an bisa dipakai di dalam segala macam aktivitas. Untuk di luar pulau Madura sendiri baju Pesa’an biasanya di pakai oleh tukang sate. Hal ini tak lain karena sate khas Madura terkenal dengan rasanyanya yang enak. Sehingga untuk mendukung penampilan dari penjualnya maka ia memakai baju pesa’an sebagai identitas sate yang ia jual.
Dari Madura saja kita bisa tahu model pakaian adatnya yang khas, bagaimana dengan daerah lainnya. Indonesia yang terkenal sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia tentunya memiliki kebudayaan yang berbeda di masing-masing daerahnya. Kebudayaan tersebut serta merta ikut mempengaruhi bentuk dan motif pakaian adat daerah mereka.
Pakaian adat Madura adalah salah satu pakaian adat daerah di Indonesia yang sering dipakai saat festival ataupun karnaval. Hal ini tak lain karena bentuk dan motif pakaian adat Madura terkesan lebih sederhana namun unik. Terlebih jika karnaval yang dilakukan oleh anak – anak. Sudah bisa dipastikan ada saja anak yang menggunakan baju Pesa’an. Dengan keberagaman ini diharapkan membuat Indonesia lebih berwarna dan berpadu menjadi sebuah hubungan harmonis antara penduduknya dan alam semesta.

Perkembangan
Di masa sekarang, pada perkembangannya pakaian ini menggunakan bahan lasteng tiu atau tetoron.

^ "Ciri-ciri dan Keunikan Pakaian Adat Jawa Timur Baju Pesa'an dari Suku Madura ~ Media Edukatif". Ciri-ciri dan Keunikan Pakaian Adat Jawa Timur Baju Pesa'an dari Suku Madura ~ Media Edukatif. Diakses tanggal 2019-04-16.
^ a b "Baju Pesa'an". budayaindonesiaaa. 2014-12-21. Diakses tanggal 2019-04-16.
^ "Ciri-ciri dan Keunikan Pakaian Adat Jawa Timur Baju Pesa'an dari Suku Madura ~ Media Edukatif". Ciri-ciri dan Keunikan Pakaian Adat Jawa Timur Baju Pesa'an dari Suku Madura ~ Media Edukatif. Diakses tanggal 2019-04-16.
^ Administrator. "Pakaian Adat Jawa Timur, Gambar Lengkap, dan Penjelasannya". Adat Tradisional. Diakses tanggal 2019-04-17.
^ a b c "2 Pakaian Adat Jawa Timur Beserta Penjelasan Lengkap dan Gambarnya". Tradisi Tradisional. Diakses tanggal 2019-04-17.
^ a b c d Administrator. "Pakaian Adat Madura Pria dan Wanita, Gambar dan Keterangannya". Adat Tradisional. Diakses tanggal 2019-04-17.
^ a b c d e f g h "Ciri-ciri dan Keunikan Pakaian Adat Jawa Timur Baju Pesa'an dari Suku Madura ~ Media Edukatif". Ciri-ciri dan Keunikan Pakaian Adat Jawa Timur Baju Pesa'an dari Suku Madura ~ Media Edukatif. Diakses tanggal 2019-04-16.
^ a b "Makna di Balik Baju Sakera Khas Madura - Bobo.Grid.ID". Bobo.ID. Diakses tanggal 2019-04-17.
^ "Pakaian Adat Jawa Timur Yang Unik Lengkap Dengan Aksesorisnya". Diakses tanggal 2019-04-17.
^ a b Administrator. "Pakaian Adat Madura Pria dan Wanita, Gambar dan Keterangannya". Adat Tradisional. Diakses tanggal 2019-04-17.



Diberdayakan oleh Blogger.