Diana


Sukar sekali aku menutup buku
Kenangan waktu lalu carut marut mengusik otak lalu menyentil kalbu
Diana, perjalanan hidup kita tahu
:masakan kesukaanku, bunga dan coklat kesukaanmu sampai pohon kenangan kita ukir nama satu-satu dari bingkisan kalbu

Diana, kita berlarian dalam hujan, berpayung tangan lalu ketika kamu jatuh dengkulmu terluka aku menciumnya kamu membalas senyum begitu indah
; kenangan itu pindah ke bantal tidur malamku

Diana, orang bilang kita pasangan serasi, penuh chymistry
Aku bangga menjadi lelaki di sampingmu apalagi ketika bebintang dan pelangi membacakan puisi romantis, siang hari kita mencari kupu-kupu berteman mentari

Waktu sudah berlalu, diana
Dingin lalu mengusik, kamu di beritakan bertunangan
Lusuh sudah baju-baju, kering sumur janji, gersang wajahku
Mengerti betapa liak-liuk hidup, cinta sudah salah aku katakan

Selamat jalan lalu, diana
Puisi-puisi meringis ketika kamu baca jangan lah menangis karena sejati cinta bukan memaksa namun mencari arah sehingga lega

Kita pernah berbincang-bincang tentang cinta di samping kita ada burung dara, aku memasukkan mereka ke dalam payudara.

Yogyakarta, 17 Maret 2015
Oleh: Fungky Zubair Affandy
Diberdayakan oleh Blogger.