Review Buku: Maria dan Perseteruan Hidup
Kita semua pernah membaca buku dari penulis dalam negeri maupun luar negeri. Setiap isinya mampu menggugah bahkan membuat kita ingin bermimpi setinggi-tinggi. Terbawa oleh suasana yang ada dalam cerita yang dikemas setiap penulis dengan luarbiasa. Ada saatnya kita bermimpi untuk menjadi salah satu tokohnya dan ada saat kita merasa jengkel oleh tokoh yang lain, namun yang paling penting adalah pesan yang ingin disampaikan si empunya.
Orang yang menulis buku maupun cerita kecil, entah itu puisi, cerpen, atau pun penggalan-penggalan tidak pernah terlepas dari kejujuran. Terlepas dari karya itu fiksi atau non fiksi, selalu ada kenyataan yang harus disampaikan dengan hati-hati sehingga memberikan kesan baik dan bisa mendorong seseorang untuk melakukan keinginannya.
Paulo Coelho adalah salah satu penulis yang saya baca bukunya beberapa pekan terkahir. Dari sekian banyak bukunya, ada salah satu buku yang paling membuat saya berkesan. Di dalam bukunya itu selalu membawa nuansa keagaman, filosofi hidup, dan mimpi-mimpi yang dijabarkan dalam beberapa tulisannya.
Memang benar, setiap buku yang ditulis Paulo berdampak besar dalam kehidupan pembacanya. Buku-bukunya yang mayoritas mengambil sudut Nasrani memberikan pengaruh besar. Penulis kelahiran Brazil ini selalu membuat karya-karya epik, mulai dari buku yang paling terkenal seperti Alkemis dan Sebelas Menit.
Sebelas Menit
Pencarian jati diri dan eksistensi menjadi sebuah masalah baru dalam kehidupan Maria. Dia harus berusaha menempuh pilihan-pilihan pahit dan menegangkan dalam hidupnya. Wajah cantiknya yang sewaktu-waktu bisa hilang dan satu-satunya modal untuk menggaet lelaki harus menjadi momok tersendiri.
Setiap hal yang dijalaninya ia tumpahkan dalam buku harian. Mulai dari pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana ia harus memilih hidup, memutuskan kesempatan-kesempatan, dan keengganannya mengenal cinta setelah di masa lalu gagal dalam setiap hubungan. Semua itu ia utarakan dalam buku harian yang senantiasa menjadi tempat cerianya.
Pertemuannya dengan laki-laki asal Swiss disebuah pantai Rio ketika berliburan menjadikan dia sebagai orang yang berperang dengan hidupnya sendiri. Kontrak dan tuntutan yang harus dipatuhi. Hidup di negeri asing dengan bahasa dan budaya yang tidak dimengerti tentu menjadi hal yang sulit. Namun Maria bukanlah gadis polos yang berumur belasan tahun seperti sebelumnya yang tidak bisa mengambil kesempatan.
Buku Eleven Minutes yang berfokus pada cerita Maria, gadis Brazil yang semenjak remaja tidak pernah menemukan cinta sejati dalam hidupnya. Pada suatu waktu dia bertemu dengan seorang pemuda yang berprofesi sebagai pelukis. Pertemuan tersebut membuat Maria harus memilih antara bertahan dengan kehidupannya sebagai pelacur atau harus memilih memadukan cinta dan jiwa bersama orang tersebut. Bagaimana Maria memutuskan hidupnya, akankah dia memilih kehidupan yang baru dan menyatukan dua jiwa dalam satu cinta atau tetap dengan kehidupan sebelumnya?
Temukan ceritanya di novel Eleven Minutes karya Paulo Coelho yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama, selamat berjuang menemukan cinta sejati bersama Paulo Coelho.
Sumber Gambar: Bulacemagazine
Amazon
Leave a Comment