Peran Mahasiswa Dalam Politik
Diskusi KMSY |
Mengawali perbincangan mengenai
diskursus sumbangsih serta peran mahasiswa sebagai agent of chenge and social
control terhadap sebuah ruang suci yang bernama politik. Berbicara tentang mahasiswa
tentu berbicara tentang diri sendiri
mahasiswa bukan sekedar nama akan tetapi mahasiswa adalah sebuah sifat suci
yang wajib dimiliki oleh seorang pemuda.
Yang perlu kita lurusi terlebih dahulu mengnai mahasiswa,
yakni seorang dianggap mahasiswa bukan karena ia sebagai murid yang duduk di
bangku kuliah itu hanyalah bentuk formal saja. Akan tetapi mahasiswa secara
ontolog (hakekat) adalah seorang pemuda yang senantitiasa memikil tanggung jawab terhadap lingkungannya sebagai agen
pranata sosial dan agen perubahan dalam rangka regenerasi kehidupan (iron
stock).
Jadi sekalilagi mahasiswa bukanlah sebuah nama tapi
mahasiswa adalah sifat yang melekat untuk seorang pemuda. Sama halnya dengan
seorang pemuda, pemuda tidak berbicara angka usia tidak pula berbicara soal
raut wajah sudah keriput atau tidak masih kencang atau tidak akan tetapi pemuda
adalah jiwa yang tak lekang oleh waktu dan tak tergusur oleh ruang akan tetapi
pemuda adalah jiwa revolusioner yang senantiasa memiliki komitmen dalam dirinya
untuk menolak kempamapan agar dialektika kehidupan terus berlanjut demi
terwujudnya suatu oase kehidupan yang dicita citakan.
Setriap orang berkesempatan menjadi mahasiswa dan
pemuda tanpa harus memandang gender ras
suku agama dan lain semacamnya karena setiap orang berkesempatan untuk masuk
keruang ruang tersebut dan jiwa pemuda dan mahasiswa tidak akan perenah luntur
dalam benak meskipun secara jasad dia sudah bersemayam dalam tanah selama jiwa
yang dimiliki tetap jiwa jiwa seorang revolusiner meski harus berteriak dalam
kubur.
Secara sekilas begitu mulianya peran mahasiswa dalam segala
aspek termasuk dalam politik. Baik politik yang dimainkan adalah politik
kebangsaan dan politik praktis keduaduanya mahasiswa memilikki peran vital baik
terjun langsung maupun sebatas mengawal dan menjadi mitra kritik para pelakon
politik.
Politik adalah hal yang sangat mengundang amarah dan dan
rentan mengundang perpecahan. Entah kondisi seperti ini kenapa yang taimpil
klepermukaan dalam politik. Segala sesuatu memang mengandung hitam dan putihnya
masing masing aknb tetapi yang sering dtemukan dalam dunia politik adalah corak
hitam yang sering ditorehkan oleh pelakon politik sehingga masyarakat terjebak
pada realitas ini sehingga berparadig bahwa dunia politik adalah ruang yang
hitam dan kotor.
Defenisi yang sering kita temukan mengani politik adalah
cara/seni dalam mencapi suatu hal yang ingin kita capai/cita citakan. Hal ini
sejalan dengan apa yang disampaikan oleh pemerhati sosial dulu yaitu
ariestotales bahwa manusia itu adalah zoon politicon bahwa manusia adalah
makhluk politik. Manusia membutuhkan manusia yang lain dalam mencapai apa yang
manusia cita citakan yakni dapat berupa kedamain ketentraman dan seperangkat
nilai yang disepakati sebelumnya untuk dicapai. Mustahil rasanya seorang
mendapatkan apa yang ia inginkan tanpa
adanya unsur bantuan dari manusia lainnya. Adanya kongsi dan perserikatan
inilah menurut aristotales kemudian diperlukan sebuah perserikatan manusia yang
mengatur dan berfikir untuk kepentingan manusia secara menyeluruh dalam
mencapai sebuah kesejahteraan yang dewasa ini kita sebut sebagai negara.
Artinya kelompok manusia tersebut didalam mengatur manusia yangblainnya dalam
petrihal menciptakan serbuah kesejahteraan harus berkuasa terlebih dahulu untuk
memimipin sebuah negara tersebut dan semua anggota negara diwajibkan untuk taat
dan tunduk kepada negara tersebut.
Berangkat dari pada itu semua dewasa ini telah berdiri
sebuah negara yang berkuasa dalam rangka mensejahterkan dan memberikan reasa
aman kepada manusia yang lainnya. Proses dari pada ini semua dari sebelum
berkuasa hingga berkuasa dalam memberikan sebuah kebijakan kebijakan publik
dinamakan dengan politik.
Mulianya proses politik inilah sehingga kita tidak boleh
menafiakn bahwa orang yang harus terjun dalam dunia politik juga harus memiliki
jiwa mulia pula. Karena jika tidak sama
halnya menggiring dan membiarkan bangsa ini masuk dalam neraka. Bagaimana tidak
proses politik seperti itu yang menentukan kebijakan kebijakan publik sangat
berpengaruh terhadap kondisi kehidupan bangsa.
Pada persoalannya sekarang adalah orang yang terjun kedalam
politik untuk berkuasa tidak menggunakan kekuasaanya untuk kepentingan bangsa
akan tetapi keakuasaan yang diberiakan itu digunakan untuk kepentingan diri
sendiri maupun hanya untuk kelompoknya sendiri. Hal seperti ini tidak hanya
dalam satu atau dua tempat akan tetapi hampir merata dalam setiap komponen
komponen negara sehingga masyarakat sudah berparadig bahwa mereka hanya
dijadiakan tumbal politik atas kekuasaan mereka sendiri tanpa rakyat memiliki
outpuut yang kreditebel atas sumbangsih politik yang mereka lakukakn sehingga
rakyat sudah tak peduli dan apatis terhadap politik.
Disintegrasi dan disorientasi tentang politik yang terjadi
ditengah masyarkat sehingga masyarakat
tidak mau tahu menahu dan cendrung politis inilah yang perlu kiranya untuk di
perbaiki oleh semua kalangan terutamantya mahasiswa sebagai kaum akademis untuk
memperbaiki dan memastikan hal ini tak terjadi dan mengunah paradigma
masyarakat bukan politik dan tak perlu untuk dianggap sebelah mata dan
melainkan menyeleksi secara ketat siapa yang harus menjadi pelakon politik.
Selaku masyarkat akademis mahsiswa memiliki peran vital
dalam mesingkron kan dunia realitas dengan dunia idea. Tugas tugas kemanusiaan
harus tetap dijalankan dan mahasiswa tidak boleh menjadi sampah sampah yang
tertunda artinya ketika seorang mahasiswa memiliki kekuasaan didalam mengabdi
kepada rakyat tidak boleh menambah kekacuan yang ada yakni harus benar benar
memperaktekkan atas keimuan dan jiwa kepemudaan yang ia miliki.
Salam jari tengah mahasiswa! Mahasiswa dapat menjadi angin
segar atas kondisi politik yang ada untuk memperbaiki akan tetapi mahasiswa
juga rentan hanya menjadi sampah yang tartunda dikarenakan dirinya dalah
mahasswa gadungan yang tak mengnal dan siap dirinya orang seperti itulah embrio
embrio bajingan yang akan lahir untuk menambah sengsara rakyat. Mereka tak
menganal siapa lawan mereka sebab musuhnya sudah bersemayam dalam jiwanya. Fuck
mahasiswa jiwamu sedang dinanti pilihannya hanya dua menjadi kesatria atas
realiatas atau menjadi embrio bajingan sampah masyarakat. Fuck fuck fuck salam
jari tengah.
By: Rizki Maulana Hakim
Leave a Comment